Ada yang bilang, cinta itu murni. Semurni apa? Tak ada yang
tahu. Dari luar, terlihat baik, tetapi mungkin saja dari dalam cacat. Cacat ini
karena tidak adanya ketulusan dan sebuah rasa kasih sayang. Tulusnya cinta itu,
dapat menjadikan cinta setiap orang memiliki perbedaan yang tidak disadari. Terkadang,
perbedaan itu muncul ketika kita sedang dalam rasa cemburu, adanya pengorbanan,
dan masih banyak lagi yang dapat membuat perbedaan.
Untuk versiku, cinta itu terkadang seperti sebuah batu. Mulanya
kokoh, sampai akhirnya terkikis habis oleh faktor-faktor di sekitarnya. Salah satu
faktornya, mungkin adalah support
dari orang-orang terdekat. Bisa juga dari pasangan kita sendiri, bahkan dari
adanya orang ketiga yang mengusik.
Untukku, baru pertama kali aku merasakan cinta. Dan masih
sampai sekarang. Tidak ada kata pacaran, tapi aku menyukainya. Aku menyukai
keadaan yang seperti ini. Kenapa? Karena dengan begini, aku tidak terkekang
oleh komitmen yang menurutku berlebihan, aku juga bisa menghindar jika terjadi
hal-hal yang tidak menyenangkan, selain itu, masa-masa pendekatan itu
menyenangkan, terjadi banyak suka dan duka, saling bertukar pandangan, saling
mengenal diri satu sama lain, bahkan belajar untuk menyukai hal yang sama. Tetapi,
ketika sudah pacaran? Mungkin tak akan ada seperti itu. Justru adanya rasa
cemburu yang terkadang berlebihan, over
protective terhadap pasangan, dan mungkin monoton. Hanya jalan, nonton,
makan, dan sebagainya.
Yah begitulah pandanganku. Bagi yang merasa tersinggung, aku
minta maaf ya. Jangan diambil hati. Ok?
Itu ceritaku. Bagaimana denganmu?