Jauh sudah aku melangkah dan jalanku ini semakin panjang. Mengingat
jalan yang ku tempuh tidaklah mudah. Ingin ku berhenti sampai di sini, tapi,
tak bisa. Saat ini, aku hanya bisa berdiam diri, mematung, dan seakan-akan tak berdaya.
Menangis pedih karena ulahku sendiri. Menangis pedih karena kesalahan-kesalahan
akan diriku.
Aku yang telah terjerumus dalam sebuah jurang, dan mungkin
tak dapat kembali, hanya bisa meminta pertolonganmu, Tuhan. Aku telah berusaha
membuang segala gejolak ini, aku telah berusaha memaki-maki diriku yang tak
bisa melakukan apapun untuk menjauh. Aku juga telah berusaha membuatnya menjauh
dariku.
Tapi, Tuhan…
Di satu sisi, aku merindu, aku bahagia, aku membutuhkannya.
Entah kenapa.
Rasa ini munafik. Rasa ini membuatku tak bisa jika tak
meneteskan air mata. Rasa ini membuatku selalu mengeluh. Selalu saja antara
mulut dan hati berperang melawan kebenaran. Mulutku berkata ‘tidak’, tetapi
hatiku berkata ‘iya’.
Tuhan…
Bisakah aku menepis semua ini dari kehidupanku? Ataukah tak
perlu aku menepisnya?
Bisakah aku tak peduli? Bisakah aku menghilang dari
kehidupan agar semuanya selesai begitu saja?
Aku takut, Tuhan...
Jika semua ini semakin sulit untuk aku lupakan, jika aku
terjatuh semakin dalam, dan jika semua ini tak akan berbuah manis pada
akhirnya…