Berawal dari sebuah
isakan tangis seorang bayi ketika di lahirkan di dunia, itu adalah moment di
mana aku membuka mataku untuk melihat seluruh dunia tanpa ragu. Mencoba untuk
menggerakkan diri setelah terdiam dalam sebuah kegelapan. Mencoba mengenal siapa
kedua orang tuaku. Mengenal sosok dan suara lembut ibu yang melahirkanku dan
ayah yang akan selalu mengiringiku.
Mungkin, sudah 5 tahun
berlalu. Kini aku bersekolah di sebuah Taman Kanak-kanak. TK Kemala
Bhayangkari, ya, itu namanya. Di sekolah ini, aku mengenal teman, canda tawa,
dan semua kejadian menyenangkan.
Kali ini, aku memasuki
sekolah yang tak jauh berbeda dari masa TKku, hanya saja tingkatannya sedikit
lebih tinggi. Di SD Kebonsari 1 Tuban ini, aku mengenal lebih banyak teman,
lebih banyak canda tawa, tangis, dan ejekan-ejekan yang sebenarnya tak perlu
ditanggapi. Aku juga memiliki sebuah geng. Pernah suatu ketika, ada
perselisihan antara gengku dan geng lain (meskipun kami satu kelas, kami tetap
berbeda geng). Saat itu, gengku pecah, karena ada provokator. Tapi, sama sekali
tidak mengubah keadaan. Lalu, aku mengikuti geng lain. Disinilah, provokator
itu beraksi lagi. ia yang membuat geng ini rusak, persahabatan kami juga. Entah
kenapa dia melakukannya.
sungguh masa-masa SD yang menyenangkan dan menyedihkan.
sungguh masa-masa SD yang menyenangkan dan menyedihkan.
Aku dan teman-teman
SDku berpisah. Kami menuju SMP yang kami inginkan. Aku menginjakkan kakiku ke
sebuah sekolah yang terletak di dekat alun-alun kota, SMP N 1 Tuban. Disini,
aku pertama kalinya mengagumi seseorang. Orang yang aku temui ketika aku
mengikuti Masa Orientasi Siswa. Berkulit sawo matang, berwibawa, manis, dewasa,
bijaksana, pintar berorganisasi, dan masih banyak kelebihannya. Disini pula aku
bertemu teman-teman baru, dan aku membuat sebuah kelompok belajar dengan
mereka. Setelah berkenalan dengan mereka, mulailah masa perjuanganku untuk
mencapai cita-citaku, menjadi seorang dokter. Kelompok belajarku ini, akhirnya
berubah menjadi sahabat-sahabat setia. Masa suka duka, kecewa, dan perasaan
untuk mengagumi sesseorang, adalah bumbu-bumbu ketika bersama teman-temanku.
Kami juga pernah harus melanggar peraturan agar dapat bertegur sapa dengan
orang yang kami kagumi. Tak hanya sampai disitu. Kami juga sempat di gertak
oleh kakak kelas kami, karena mendekati orang yang menjadi kekasihnya. Miris
rasanya, tapi lucu juga ketika mengingatnya.
Tiba saatnya, ketika
aku harus masuk ke tingkat yang lebih tinggi lagi. ketika aku harus memasuki
‘masa yang paling indah’, begitu kata orang-orang. aku memasuki dunia baru, dan
jauh berbeda dari sebelumnya. Aku menginjakkan kaki di SMA N 1 Tuban.
Disinilah, kehidupan baru pun di mulai. Di SMA ini, aku bertemu dengan orang
yang aku kagumi pertama kali. Entah kenapa, aku tetap mengaguminya, meskipun
sudah lama rasanya tak bertemu. Ia semakin dewasa, semakin berwibawa, semakin
manis (menurutku), dan semakin bertanggung jawab.
Kali ini, di masa
inilah, aku akan menentukan kembali, menelusuri bakat dan keinginanku. Setelah
aku melakukan itu semua, aku mencapai sebuah keputusan, bahwa aku ingin menjadi
seorang dokter gigi, bukan seorang dokter. Aku pun memantapkan hati sejak saat
itu.
Di masa ini, aku
mengikuti pertukaran pelajar di Singapura, mengikuti berbagai kegiatan
ekstrakurikuler, dan sampai meraih juara dalam ekskul tersebut.
Di sini pula, aku
masuk ke jurusan IPA, sesuai keinginanku. Aku bertemu teman-teman baru, di
kelas baru, dan menuangkan cerita baru. Ada rasa suka, senang, susah, duka,
tangis, kecewa, marah, sensitive, falling in love with someone, dan berbagai
rasa lainnya ketika bersama teman-teman baru yang kini adalah sahabat-sahabat
yang tak akan terlupakan dan tergantikan.
Dan saat ini, aku
masih bersama mereka. Berjuang bersama. Kami mulai mencari jurusan dan
universitas yang kami inginkan untuk terus melangkah ke depan. Aku pun mencoba
di salah satu universitas swasta terkenal di Surabaya. Dan aku pun lolos di
jurusan yang aku inginkan, Kedokteran Gigi. Tinggal menunggu hasil pemilihan di
universitas negeri. Keinginanku saat ini, adalah lulus UNAS dan lolos SNMPTN.
Hanya itu.
Aku pun meninggalkan
sebuah kisah cintaku yang ambigu, dan membingungkan, demi sebuah masa depan
yang harus aku raih. Biar aku membuka lembaran baru untuk kisan percintaanku
dengan seseorang yang akan menjadi pasangan hidupku nanti.
Ya Allah, terima kasih
atas semua yang Engkau berikan kepadaku. Sejak aku lahir, sampai saat ini, tak
henti aku selalu ingin memujiMu, karena Engkau yang membuatku bisa membanggakan
orang-orang yang aku sayangi. Atas restuMu, aku selalu dapat melakukan apa yang
aku mau, mendapatkan yang aku inginkan, dan memiliki semua rasa kasih sayang
yang aku perlukan…