Buscar

W.E.L.C.O.M.E. !n tH!s s!tE

Welcome in my blog!!!
di sini,, kamu bisa baca apapun yang kamu mau..
selamat membaca, ya!
semoga bermanfaat...
Leave Comment, please.... ^^

Aku Bukan Untukmu



Aku mencintaimu lebih dari yang kau tahu. Aku ingin memilikimu lebih dari yang kau mau. Bahkan terlintas dibenakku bahwa aku ingin menjadikanmu seorang imam dalam keluargaku nanti.
Engkau harus tahu, aku memiliki rasa dan pengorbanan yang sama besar denganmu. Aku memiliki rasa cinta, kasih sayang, serta rasa ingin memilikimu seutuhnya. Pengorbananku juga dapat dihitung. Dimulai ketika aku membuang waktuku hanya untuk mengenalmu, mengorbankan rasa cintaku untukmu, berusaha untuk merubah sifatku agar kau menyukaiku, dan rasa cintaku yang terus kau ambil secara paksa. Aku telah berkorban untukmu. Aku jatuh ke dalam jurang hatimu. Bahkan, ini sudah terlalu dalam. Aku tak dapat kembali, kecuali kau menarikku keluar.
Dan saat inilah, hari ini, kau menarikku keluar dari jurang hatimu.
Aku tahu, aku bersalah karena aku selalu mengecewakanmu. Aku selalu membuatmu berharap padaku. Aku juga selalu melakukan kesalahan-kesalahan yang berujung pada akhir dari hubungan ini. Tapi, tak semestinya seperti ini. Aku tidak mau kehilangan sosokmu. Aku tidak ingin arah padanganku berubah menjauhimu dan sebaliknya. Aku ingin kita tetap menjalin hubungan ini, meskipun hanya sebagai seseorang yang tidak penting bagimu dan membuang waktumu.
Aku juga tahu, aku selalu menggantung hubungan ini, aku tak pernah dapat menjawab semua perasaanmu. Aku juga tak pernah mengatakan semua dengan serius. Aku, bahkan tak dapat mengatakan kata ‘cinta’ untukmu.
Saat ini, aku merasakan getir dan pahitnya cinta. Aku juga dapat merasakan rasa yang menyesakkan dada. Aku tak dapat menahan air mataku. Ini sudah yang ketiga kalinya, aku meneteskan air mata untukmu. Dan semua kejadian saat itu terulang kembali.
Salahkah aku, bila aku menepis cintanya demi sebuah masa depan yang telah terlihat semakin mendekat?
Salahkah aku, bila aku saat ini bimbang antara menerima hatinya atau pun tidak?
Aku menuliskan ini bukan untuk membuatmu berubah pikiran. Aku ingin tulisan ini menjadi ingatan terakhirku tentangmu. Tulisan ini akan menjadi catatan, di mana aku dan kamu pernah bertemu sebelumnya. Pernah saling sapa. Pernah saling memiliki. Pernah saling menyukai. Pernah, pernah, dan pernah.
Entah kapan kita akan bertemu. Entah kita saling mengenal satu sama lain atau justru sebaliknya. Maafkan aku yang selalu menepis cintamu karena kita mungkin tak sepaham dan tak sejalan.

Maukah kau mengingat ini?
“Aku mencintaimu dengan apa adanya dirimu. Aku akan selalu mendo’akan yang terbaik bagimu. Aku tetap ingin berada disisimu, meskipun aku bukan untukmu. Aku akan tetap mengenang rasa cinta ini, aku juga akan mengingat saat-saat pertemuan kita. Pertemuan yang membuatku kehabisan kata-kata, pertemuan yang membuatku selalu salah tingkah dihadapanmu, pertemuan yang membuatku selalu tersenyum dan dapat menurunkan egoku, dan juga pertemuan yang membuatku semakin menyukaimu.”