Buscar

W.E.L.C.O.M.E. !n tH!s s!tE

Welcome in my blog!!!
di sini,, kamu bisa baca apapun yang kamu mau..
selamat membaca, ya!
semoga bermanfaat...
Leave Comment, please.... ^^

Basic Cake Recipe

Tiap lebaran pasti bikin ini. Resep turun temurun dari mama. Rasanya enak. kalau tidak mau keras, terigu bisa di kurangi ya. Trus pas masukin ke oven, ovennya harus beneran panas. Panasnya ga boleh nanggung. Untuk topping, terserah masing-masing yaa. Met mencobaa ^^


Bahan :

250 gram blue band / butter (cairkan api kecil, lalu dinginkan)

250 gram tepung terigu

6 butir telur

6 kuning telur

1 sdt ovalet / SP

250 gram gula pasir

1 sdm susu bubuk

½ sdt vanili bubuk (2 bungkusan bulat kecil)

Cocoa powder (opsional)

Cara membuat :

  • Masukkan gula dan telur, lalu mixerKetika sudah tercampur rata masukkan ovalet dan vanili, terus mixer selama ± 15 menit hingga membuih putih, kemudian matikan mixer, lalu angkat
  • Sisihkan adonan setengah gelas belimbing, tambahkan cocoa powder sesuai selera, aduk rata, beri blue band cair sedikit, aduk rata (opsional)
  • Masukkan terigu dan susu sedikit demi sedikit, aduk dengan spatula, aduk rata
  • Masukkan blue band cair yang telah dingin (kalau masih panas, adonan bisa matang dan tidak mengembang) sedikit-sedikit, aduk rata sampai tidak ada blue band di bagian pinggir
  • Masukkan adonan ke Loyang dengan cara memutari Loyang, lalu tambahkan adonan cocoa di atasnya (cocoa bisa di swirl dengan garpu)
  • Oven
  • Tunggu hingga matang


Coffee Cookies Recipe

Jadi, waktu di kos kemarin nyoba bikin kue kering gara-gara takut ga bisa pulang lebaran T.T

Cari-cari resep, salah satunya ada resep ini. Lumayan simpel bahannya. Bikinnya juga ga ribet. Rasanya strong banget pahit kopi nya. Kalau memang ga begitu suka kopi, bisa dikurangi takaran kopinya. Bisa di tambah cocoa powdernya. Opsional lah kalau takaran kopi, sesuaikan selera aja *mantaps

Selamat mencoba!

Bahan :
15 gram susu panas
7 gram kopi instan
100 gram unsalted butter
90 gram gula halus
1 kuning telur
155 gram tepung terigu
15 gram cocoa powder
30 gram tepung maizena
 
Cara Pembuatan :
-          Susu panas + kopi instan di aduk rata, sisihkan
-          Tepung terigu, tepung maizena, dan cocoa campur rata, lalu ayak. Sisihkan.
-          Aduk unsalted butter sampai menjadi krim teksturnya
-          Masukkan gula halus kedalam butter, aduk rata
-          Masukkan kuning telur, aduk rata
-          Masukkan kopi yang telah di campur dengan susu, aduk rata
-          Kemudian, masukkan tepung yang telah di ayak, aduk rata jangan bar-bar, lurus & putar, lalu uleni
-          Bentuk bulat-bulat, beri garis pada tengahnya (membentuk seperti biji kopi)
-          Oven dengan api kecil
-          Tunggu hingga matang (dapat di cium dari baunya)


Cerita Dini dan Seorang Ojol

Sebuah monolog yang tertuang dari kisah nyata tentang seseorang. Ini benar adanya, Mungkin ada bagian yang memang tak dapat diceritakan. Tapi aku usahakan bercerita detail agar kalian dapat menikmatinya.
Selamat membaca...
***

      Namaku Dini. Usia 23 tahun. Berkuliah di salah satu universitas  terbaik di kota M. Pengalamanku kali ini mungkin dapat membuat mahasiswa perempuan lainnya bergidik ngeri. 
Belum lama ini, beberapa hari yang lalu, tepatnya hari selasa lalu aku dan salah satu teman kosku berencana jalan-jalan ke sebuah mall. Kami memutuskan  untuk mengisi perut sebelum jalan-jalan di mulai karena dipastikan memakan waktu berjam-jam. Akhirnya kami berangkat dengan menggunakan jasa ojol (ojek online). 

Perut sudah terisi. Saatnya pergi ke mall. Cukup jalan kaki kurang lebih 5-10 menit. Di tengah waktu tersebut teman kuliahku menelepon. Dia berkata bahwa sudah di depan kamarku tapi aku tidak ada. Aku lupa bahwa sudah berjanji juga dengannya. Lalu jalan-jalan dibatalkan. Aku dan teman kosku meluncur segera untuk pulang menggunakan jasa ojol lagi. Ojol kali ini lebih banyak diam. Ramah sepertinya. Namanya Fiyan. Hanya sebatas itu aku tau.

Kami sampai di kosan dengan selamat. Dan aku memberikan rating bintang 5 seperti biasa. Tapi kali ini dengan komentar terima kasih dan emoji bentuk hati. Entah apa yang membuatku menulis seperti itu. Tapi aku hanya iseng. Sekali-kali begitu apa salahnya?

Kemudian aku mengobrol dengan teman kuliahku di kamar. Tiba-tiba, ada sms. Ternyata dari ojol yang bernama Fiyan itu. 

I'm Back

Akhirnya setelah sekian lama yaaaaa.....
I'm back :) :)

ini pun bisa kembali dikarenakan, ada teman yang memang lagi gencar menulis blog.

you can see her on : nandablueprincess.blogspot.co.id

Okay. 
Mengapa sangat-sangat lama untuk menulis kembali, karena seperti nya aku terlalu menyibukkan diri dengan hal-hal yang lain. Yah, lebih urgent sih. 
Gak bisa bagi waktu juga.
Lagi skripsian  juga.
Lagi hedon dan jalan-jalan dengan teman-teman kosan serta my honey bunny sweety.

Banyak juga masalah-masalah sepele yang sebenarnya tidak mengganggu tetapi selalu terngiang-ngiang di telinga. 
Maybe, aku terlalu banyak memikirkan masalah orang lain dari pada masalah ku sendiri. 
Hingga akhirnya, masalahku terbengkalai, tak ada solusi, bingung bertanya pada siapa, dan ya sudahlah.
Ntar juga nemu solusinya. Di bicarain sama Allah, pasti ada jalan kok. Aamiin :)

Let's start from this week. 
Aku akan berusaha untuk selalu membuat cerita seenggaknya sebulan sekali.
Entah cerita fiksi, roman, atau segala bentuk curhatan beserta foto. 
Dimana lagi tempat aku bercerita selain di sini? di tempat yang jarang diketahui orang bahwa blog ini masih aktif.
Mereka tak akan membaca karena beralih ke wattpad, instagram, facebook, twitter, dsb.
And me? Mengapa masih bertahan? Mungkin, dengan begini, aku dapat melihat kembali masa-masa dimana kenangan yang kecil tak berarti dapat membuatku tersenyum sendiri. Mungkin juga bisa melampiaskan emosi yang tak terbendung. Dapat berkata sok puitis seenak jidat. Dapat mencurahkan isi hati tanpa ada orang yang tau. 

Begitulah..
Selamat membaca. Happily ever after? :)

Antara Mimpi & Impian


Berawal dari mimpi, mungkin akan menjadi suatu kisah nyata. Meskipun tak sesuai dengan yang aku impikan. Cerita kali ini, berawal dari mimpi. Sebagian besar ceritanya adalah mimpiku. Ditambah sedikit bumbu-bumbu agar lebih menarik. Selamat membaca kawans, selamat berimajinasi ria. Maaf jika aada kemiripan nama, karena aku memang menggunakan nama kalian. ^^

***

Banyak kejadian yang menimpa kita, baik secara langsung, atau melalui pertanda lewat mimpi terlebih dahulu. Tinggal bagaimana kita menyikapi secara bijak atau tidak.

“Satu setengah tahun yang lalu, tiba-tiba ayahku meninggal dalam sebuah kecelakaan yang menurutku memang sudah direncanakan oleh seseorang. Aku tidak peduli, siapa orang itu. Aku dan ibuku merasa benar-benar terjatuh karena ayah begitu cepat tiada. Tetapi, kami tetap berusaha untuk tegar. Banyak orang dan kerabat yang merasa kasihan, empati, turut berduka, memasang muka sedih yang bisa jadi, dia justru bahagia melihat kepergian ayahku dan melihat keterpurukan kami. Tak sedikit juga orang yang mencibir. Aku dan ibuku tetap bungkam.”

***

Satu setengah tahun yang lalu…

            Hai. Perkenalkan. Aku fitri, kuliah di Fakultas Kedokteran Gigi dan sudah semester 6, di salah satu universitas terkenal di Malang, kota yang menurutku iklimnya dingin. Di kota ini, aku bertemu dengan sahabat-sahabatku, my best friend forever lah istilahnya. Namanya? Ada Nai, Laila, Rika, Riana, Via, dan Kiki. Ada satu lagi sebenarnya. Namanya Arsie. Tapi, dia sedang menjauhiku. Entah kenapa. Mungkin sedang badmood atau apalah. Sudah berbulan-bulan dia tidak ikut kita kumpul-kumpul bareng. Ya udah sih. Toh kalau dia masih butuh bantuan, kita tetep bantu. Dan, aku punya kekasih hati selama aku di kota penuh kampus ini. Namanya Jefri. Bukan orang  asli Malang pokoknya. Tapi masih di jawa timur. Bolehlah ya. Tapi, ya gitu, hubunganku masih belum di ketahui oleh kedua ortuku. Biasa. Kan ayah dan ibu cari yang sempurna tanpa cacat.

            Ujian Akhir Semester pun berlalu. Liburan? Belum lah. Masih ada semester pendek yang saat ini berjalan. Lalu terjadi kejadian yang paling buruk dalam hidup. Ayahku meninggal. Aku segera pulang, dan melihat jasad ayahku yang terbujur kaku. Aku tidak bisa berkata sepatah katapun. Hanya bisa menangis sambil meratapi sosok yang sekarang tak berdaya. Sosok yang selama ini belum sempat aku balas budinya. Sosok yang selama ini selalu mengkhawatirkanku dalam keadaan apapun. Sosok yang selama ini selalu membuatku ingat bahwa perjuangannya hanya demi membuatku mencapai ilmu yang nanti akan berguna bagi orang lain. Dan masih banyak lagi yang tidak bisa aku ungkapkan tentangnya.

Ayahku meninggal dalam sebuah kecelakaan yang menurutku memang sudah direncanakan oleh seseorang. Aku tidak peduli, siapa orang itu. Aku dan ibuku merasa benar-benar terjatuh karena ayah begitu cepat tiada. Tetapi, kami tetap berusaha untuk tegar. Banyak orang dan kerabat yang merasa kasihan, empati, turut berduka, memasang muka sedih yang bisa jadi, dia justru bahagia melihat kepergian ayahku dan melihat keterpurukan kami. Tak sedikit juga orang yang mencibir. Aku dan ibuku tetap bungkam.

Sudah lewat seminggu. Ibu bilang bahwa kuliahku tetap harus berjalan. Akhirnya aku tetap ikut semester pendek. Lalu saat pembayaran UKT, tidak ada uang untuk membayar. Aku pun memutuskan untuk tidak kuliah. Aku bercerita ke dosen pembimbingku, dan apa yang beliau katakan? Beliau mau meminjamkan uang untukku kuliah. Paling tidak, kata beliau harus lulus sarjana, meskipun aku tidak bisa melanjutkan ke profesi atau co-ass. Aku hanya bisa menangis di pelukannya dan bercerita ke ibuku. Ibu pun mengucap syukur yang tiada henti sambil menangis.

Hingga akhirnya akupun lulus menjadi sarjana. Dosbingku mengatakan bahwa akan membiayai profesiku juga. Tapi, aku bilang sudah cukup. Karena hanya merepotkan saja. Aku mengatakan bahwa akan meneruskan usaha ayahku yang di bidang pertanian itu. Daripada menganggur dan tidak berjalan. Aku juga bilang bahwa akan mengembalikan uang dosbingku itu ketika aku sudah cukup mapan.

Aku pun tidak berdiam diri. Kembali pulang ke rumah, dan mulai membangun usaha ayahku yang sudah di mulai dari nol itu. Aku segera menghubungi orang-orang yang papaku percaya dulu, untuk membantuku dalam menjalankan usaha ini. Dan mereka pun setuju membantu. Aku juga menghubungi teman-teman ayahku, meminta bantuan untuk mengajariku tentang bidang yang digemari papaku ini. Aku juga mengikuti kursus tentang manajemen. Semua aku lakukan. Aku juga mulai mengikuti tender-tender di berbagai perusahaan. Dan mulai menampakkan hasil dengan cara aku memenangkannya. Dan ibu hanya bisa memberi dukungan. Ibuku juga tetap bekerja menjadi PNS. Di saat-saat seperti ini, aku mengenalkan kekasihku pada ibu.

“Ibu, perkenalkan. Ini orang yang dari dulu ingin aku kenalkan pada ayah dan ibu, tapi masih belum ada kesempatan. Dan sekarang adalah waktu yang tepat menurutku.”

“Siapa dia?”

“Dia ini adalah orang yang bisa membuatku bahagia, Bu. Orang yang dari aku kuliah, ayah meninggal, aku sedih susah senang, selalu ada disampingku. Menguatkanku. Memotivasiku. Dan aku ingin dia menjadi imamku nantinya.”

Ibu pun berkenalan dengannya. Mulai tanya dari hal yang kecil sampai besar. Bertanya apa rencananya ke depan. Bertanya bagaimana aku dan dia bertemu. Bertanya bagaimana hubunganku dengannya ke depan. Setelah ibu selesai menanyakan apapun yang memang harus ditanyakan. Ibu mengatakan..

“Iya, Nak. Kamu boleh berhubungan dengan lelaki ini. Semoga benar dan sesuai dengan doamu. Semoga memang dia ini adalah jodohmu. Ibu tidak mau neko-neko. Sudah cukup yang seperti ini. Asal kamu bisa bahagia dan bertanggungjawab atas apa yang menjadi pilihanmu.”

Aku langsung memeluk ibu. Memeluk se-erat-eratnya. Dan aku pun memeluk Jefri. Orang yang akan menjadi imamku. Diapun memelukku dengan erat. Dan mengucap syukur di dekat telingaku. Syukur tiada tara.

***